RSS

Peninggalan Sejarah Di Situbondo

PENINGGALAN SEJARAH DI STIUBONDO

Kabupaten Situbondo tak hanya terkenal dengan Wisata Alam, Makanan Khas, Wisata Religi, Batik Situbondo serta Kesenian yang berada di Kabupaten Situbondo, tetapi Situbobndo juga terkenal dengan adanya peninggalan sejarah yang ada pada masa Belanda. situs-situs peninggalan sejarah di Situbondo cukup banyak. Karena itu, sangat disayangkan jika kekayaan sejarah yang dimiliki Kota Santri tidak dilestarikan. Bupati Situbondo menilai, perlu ada keseriusan dari semua pihak untuk menjaga dan melestarikannya. Penasaran kan apa saja peninggalan sejarah di Kota Situbondo? Nah berikut beberapa peninggalan sejarah yang ada di Kabupaten Situbondo:

1. MONUMEN TUGU PENINGGALAN PORTUGIS

Tugu ini berada di Kabupaten Situbondo, Jawa Timur. Letaknya di sisi timur Sungai Sampeyan, Dusun Peleyan Barat, Desa Peleyan, Panarukan. Tugu peninggalan Portugis ini setidaknya memiliki tinggi sekitar 3 meter yang berada di belakang rumah warga dan cukup tersebunyi. Bentuknya yang lancip dipercaya sebagai satu–satunya peninggalan Portugis yang berada di Kabupaten Situbondo.

Tugu ini juga sering dikunjungi oleh para wisatawan lokal, baik pengunjung dari Surabaya bahkan Jakarta. Untuk mengunjungi tempat ini jangan harap untuk para wisatawan dengan mudah mendapatkan papan penunjuk jalan ketempat tersebut. Alangkah lebih baiknya bisa bertanya ke warga sekitar. Tempatnya juga tidak terlalu jauh dari monumen 1000 km Anyer–Panurakan. Namun yang memprihatikan, tugu peninggalan Portugis ini sudah tidah terawat lagi. Beberapa bagian luar tugu sudah mulai mengelupas atau bahkan bopeng akibat tidak ada perawatan dari warga sekitar.

Sejarawan dari Universitas Negeri Jember, Edy Burhan Arifin memaparkan bahwa tugu ini adalah satu–satunya peninggalan yang tersisa di Panarukan. Sejarah mencatat bahwa dahulu Portugis datang ke Indonesia dan mendirikan bandar dagang di sisi timur sungai sampai abad ke-16. Sungai Sampeyan sendiri merupakan sungai terbesar dan terpanjang yang berada di Kabupaten Situbondo yang bermuara langsung ke Pantai Panarukan.

Pelabuhan Panarukan dulu juga menjadi satu-satunya pelabuhan besar di ujung timur Jawa. Panarukan sudah dikenal sejak era Majapahit. Puncaknya, ketika Raja Hayam Wuruk memilih Panarukan sebagai tempat pertemuannya dengan raja-raja dari timur.

Selain membangun bandar ekonominya di Pelabuhan Panarukan, Portugis menjadikan Panarukan sebagai pusat misionaris di ujung timur Jawa. Sejumlah gereja Katolik sempat didirikan di daerah yang dulunya pusat Kerajaan Blambangan ini. Karena ada ekspansi Islam dan perebutan kekuasaan, gereja-gereja tua akhirnya dihancurkan.

Tugu Peninggalan Portugis ini merupakan aset berharga peninggal masa penjajah yang perlu dijaga dan dilestarikan. Paling penting harus bisa kita sampaikan ke para generasi muda masa depan Indonesia bahwa kita dulu pernah berada di masa sangat suram, jangan sampai jatuh di lubang yang sama. 

2. MONUMEN PATUNG LETNAN NIDIN DAN LETNAN SOERNANDI

Monumen patung Letnan Nidin dan Letnan Soenardi merupakan pemanis bagi pejalan kaki dan  pengendara bermotor bagi siapa saja yang melihatnya. Patung Letnan Nidin dan Letnan Soenardi harusnya menjadi representasi simbol bagi penyemangat anak muda. Patung ini berada di depan Primkopad Kodim 0823 di Jalan PB. Sudirman, Situbondo. Desain patung ini Letnan Nidin sedang menatap ke arah angin dan Letnan Soenardi sedang meratap ke depan seolah nampak melihat ke pengguna jalan.

Letnan I Soenardi (22 tahun) Perwira Siasat Batalyon 5 Resimen 40 Gugur Tanggal 21 Juli 1947 di Wringin Anom. Letnan I Nidin Sastro Prayitno (22 tahun) Komandan Seksi Gabungan Anggota Batalyon 5 dan Anggota Kelaskaran Gugur Tanggal 31 Agustus 1947 di Gladak Dualem Arjasa Situbondo.

Perjuangan Letnan I Soenardi dan Letnan I Nidin Sastro Prayitno dimulai sejak bulan Juli sampai Agustus 1947. Mengutip Dari Mariam Laila S, dalam skripsinya yang berjudul Laskar Sabilillah Pada Agresi Militer Belanda 1 Di Situbondo menjelaskan bahwa sejarah agres militer Belanda diakibatkan karena ambisi Belanda yang ingin merebut kembali tanah Indonesia. Hal ini yang kemudian membuat para Laskar Sabillilah yang didominasi para ulama’ dan kyai geram melihat tingkah penjajah Belanda. Ditambah dengan keikutsertaan BKR atau yang dikenal hari ini dengan TNI membuat sinergitas antar keduanya semakin membara demi mempertahankan kemerdekaan negara. Keikutsertaan TNI yang melibatkan Letnan Soenardi dan Letnan Nidin semakin tak terelakkan, perjuangan demi perjuangan dilakukan demi mempertahankan kemerdekaan negara. Namun waktu menandirkan keduanya gugur di tengah kemelut memperjuangakan kemerdekaan. Air mata dengan darah adalah saksi pengorbanan mereka di tanah Situbondo.

Tanah, rumput, dan senjata adalah makna nyata bagaimana Letnan Soenardi dan Letnan Nidin bersibaku memperjuangkan kemerdekaan di tanah Situbondo. Pembelajaran paling berharga yakni perjuangan haruslah dikenang. Meski hari ini keduanya hanya sebatas patung di pinggiran jalan PB Sudirman, tetapi nyatanya merah perjuangannya selalu menjadi panutan. Bukankah kita juga harus meniru hal baik itu? Nah, itu tergantung kalian!

Sumber : https://www.brilio.net/creator/3-monumen-perjuangan-di-situbondo-ini-bikin-makin-cinta-pada-pahlawan-6f4e6d.html#

3. GOA JEPANG

Gua Jepang ini merupakan ini salah satu saksi sejarah bahwa ditempat ini ( Taman Nasional Baluran ) pernah terjadi pertempuran sengit antara tentera republik Indonesia dengan tentara republik Jepang. Karena kekuatan yang tidak seimbang banyak tentara republik Indonesia yang gugur sehingga tempat ini disebut Batangan. Gua Jepang yang memiliki luas sekitar 12 m2 ini terbagi atas 2 ruangan. Ruangan bagian utara yang dipergunakan sebagai tempat menyimpan amunisi, sedangkan ruangan bagian selatan berfungsi sebagai celah pengintai musuh.

Keunikan yang ada di tempat ini adalah hal hal mistis yang kadang dialami masyarakat. Tak jarang warga Dusun Batangan, Desa Wonorejo mendengar suara mistis berupa suara gaduh dengan Bahasa Jawa, Bahasa Madura, dan Bahasa Jepang. Terakhir kali saya menunjungi tempat ini saat saya masih kelas 6 SD, pada waktu itu saya sempat masuk ke dalam goa namun tidak sampai dalam karena di dalam sangat gelap dan saya tidak membawa senter.
Nilai sejarah yang dimiliki tempat ini sangat erat dengan perjuangan Bangsa Indonesia meraih kemerdekaan. Namun perlu disayangkan karena tempat ini kurang memperlihatkan bahwa terdapat tempat bersejarah, banyak pengunjung yang melewatkan tempat ini. Andai saja tempat ini terpublikasi di dalam tiket masuk TN Baluran, mungkin setidaknya pengunjung tahu bahwa di kawasan ini terdapat bagunan bersejarah.

4. STASIUN KERETA API SITUBONDO

Stasiun Situbondo (SIT) merupakan stasiun kereta api nonaktif kelas I yang terletak di Sumberkolak, Panarukan, Situbondo. Stasiun yang terletak pada ketinggian +30 meter ini termasuk dalam Wilayah Aset IX Jember. Pada saat stasiun ini aktif, stasiun ini memiliki empat jalur kereta api dengan jalur 1 merupakan sepur lurus, serta memiliki gudang dan dua sepur simpan.

Stasiun ini mulai beroperasi bersamaan dengan selesainya jalur kereta api Kalisat–Panarukan pada tanggal 1 Oktober 1897. Jalur ini merupakan segmen terakhir dari megaproyek jalur kereta api Probolinggo–Panarukan yang konsesinya keluar pada 23 Juni 1893.

Anehnya, ada beberapa informasi yang menjelaskan bahwa stasiun ini dahulu diberi nama Sumberkolak oleh SS. Pada saat beroperasinya Pabrik Gula Panji, dibangunlah percabangan dari stasiun Sumberkolak menuju pabrik gula tersebut dan dibangun stasiun yang diberi nama Stasiun Situbondo (kemudian oleh DKA dinamai Situbondo Gudang) yang terletak 1 km di sebelah timur laut Stasiun Sumberkolak. Percabangan ini dibuka pada tanggal 1 Mei 1912. Tetapi sejak tahun 1965 percabangan ini dinonaktifkan. Jalur tersebut dahulu digunakan untuk mengangkut tebu dari Pabrik Gula Panji.

Menjelang nonaktif, stasiun ini dahulu hanya dilayani oleh kereta api lokal Jember–Panarukan p.p. Sering ditarik lokomotif diesel hidraulik produksi Henschel (BB303 dan BB306), serta membawa tiga unit kereta penumpang ekonomi non-AC. Kereta penumpang ini dahulu difungsikan untuk mengumpan penumpang dari pelosok Situbondo menuju Stasiun Jember. Stasiun ini dinonaktifkan penuh pada tahun 2004 oleh PT KA beserta jalur dan seluruh layanannya karena prasarana yang tua dan kalah bersaing dengan mobil pribadi dan angkutan umum.

Walaupun wacana reaktivasi ini terus digaungkan untuk jalur Kalisat–Panarukan, sampai detik ini tidak ada tanda-tanda jalur ini dibangun lagi. Bangunan stasiun masih utuh, sedangkan emplasemen stasiun ini kini berubah menjadi padang rumput.

Lambang Kota Situbondo

Arti Lambang Kota Situbondo

Arti Lambang Kota Situbondo

Penasaran kan kenapa logo Kota Situbondo seperti gambar di samping? Nahh berikut uraiannya ya:

1. Bentuk Lambang Perisai berarti melambangkan pertahanan daerah dan segala marabahaya yang datang dan manapunjuga
2. Bintang berarti syi’ar Ketuhanan YME yang melambangkan keagungan Tuhan pencipta alam semesta sebagai dasar moral umat beragama masyarakat Situbondo
3. Gunung dan Langit Putih Menjulang Tinggi berarti melambangkan cita-cita masyarakat Situbondo dengan keteguhan iman dan kesucian hati;
4. Sawah dan Daerah Warna Kuning Emas berarti melambangkan kemakmuran daerah agraris di daerah Situbondo
5. Laut Biru dan Perahu Layar berarti melambangkan kekayaan laut , daerah pantai, pelabuhan dan paniwisata di daerah Situbondo
6. Batu Merah bersusun 5 berarti melambangkan kekokohan Dasar Negara Pancasila sebagai dasar moral masyarakat Situbondo dalam menuju keadilan dan kemakrnuran
7. Butir Padi 17 buah, Kapas 8 buah, Rantai 4 buah, Roda Bergigi 5 buah berarti melambangkan semangat Prokiamasi 17 Agustus 1945 untuk mengisi kemerdekaan dengan pembangunan di daerah Situbondo
8. Pita Putih bertuliskan Kabupaten Situbondo berarti menunjukkan bahwa lambang dalam gambar adalah Daerah Kabupaten Situbondo.

Wisata Religi Di Situbondo


TEMPAT WISATA RELIGI DI SITUBONDO

Situbondo tidak hanya memiliki tempat Wisata Alam yang wajib dikunjungi, Makanan Khas, Kesenian Situbondo dan Batik Situbondo yang wajib kalian ketahui tetapi ada juga yang wajib kalian ketahui dan kalian kunjungi yaitu Wisata Religi di Situbondo. Nah berikut beberapa Wisata Religi yang ada di Situbondo:

1. PONDOK PESANTREN SALAFIYAH SYAFI'IYAH SUKOREJO

Pondok Pesantren Salafiyah Syafi’iyah Sukorejo Situbondo adalah salah satu pesantren terbesar di Jawa Timur. Pesantren ini didirikan oleh Kyai Syamsul Arifin pada tahun 1908. 
Pesantren ini berjarak 34 KM (50 menit) dari arah Kabupaten Situbondo dan 55 KM (1 jam, 13 menit) dari pelabuhan Ketapang Banyuwangi. Selain pengajaran ilmu-ilmu kitab-kitab klasik, pada tahun 1978 dibuka Sekolah Menengah Pertama, Institut Agama Islam Ibrahimy (sekarang Universitas Ibrahimy) tahun 1968 dan membuka Ma’had Aly pada tahun 1990 sebagai ikhtiar mengatasi kelangkaan ahli Fiqh. Pada tanggal 18-20 Desembee 2018, pondok pesantren ini mencatatkan sejarah untuk kali pertama menjadi tuan rumah penyelenggaraan Muktamar Sastra yang dibuka oleh Menteri Agama Republik Indonesia, Lukman Hakim Syaifuddin.

  • SEJARAH SINGKAT PONDOK PESANTREN SALAFIYAH SYAFI'IYAH

Kiai Syamsul Arifin bersama putranya, As’ad dan beberapa orang santri yang menyertai dari Madura, pada tahun 1328 H / 1908 M, membabat dan merambah hutan dusun Sukorejo desa Sumberejo kecamatan Banyuputih kabupaten Situbondo untuk didirikan sebuah pesantren dan perkampungan.[1] Sejak tahun 1914, pesantren berkembang bersamaan dengan datangnya para santri dari wilayah sekitar Karesidenan Besuki. Tahun itu pula kemudian ditetapkan sebagai tahun berdirinya Pondok Pesantren Salafiyah Syafiiyah.

Pada masa perjuangan kemerdekaan, Pesantren Sukorejo tidak hanya menjadi pusat belajar, tapi juga sebagai pusat perjuangan kemerdekaan. Para pejuang banyak ditampung di pesantren, sekaligus sebagai markas penyusunan strategi melawan penjajah. Hal ini dikukuhkan dengan penobatan KHR. As'ad Syamsul Arifin dinobatkan sebagai Pahlawan Nasional.[2]

Proses pembelajaran pada masa awal pesantren dilaksanakan melalui sistem sorogan dan bandongan, hingga kemudian Kiai As’ad pada tahun 1928 memperkenalkan dan mengembangkan sistem pembelajaran klasikal dengan didirikannya berbagai lembaga pendidikan, seperti Madrasah Ibtidaiyah, Tsanawiyah, Aliyah, SD, SLTP, SLTA sampai perguruan tinggi.

Dalam upaya memberikan kontribusi terhadap pendidikan yang sesuai kebutuhan zaman, berbagai lembaga pendidikan kejuruan dan keahlian pun didirikan, seperti Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), Lembaga Kader Ahli Fiqh Ma’had Aly dan Madrasatul Qur’an sebagai lembaga kajian dan pendalaman ilmu-ilmu Al Qur’an. Lembaga-lembaga informal seperti kursus dan pelatihan juga turut mewarnai perkembangannya.[3]

  • URUTAN PENGASUH PONDOK PESANTREN SALAFIYAH SYAFI'IYAH
Berikut urutan pengasuh pondok Pesantren Salafiyah Safi'iyah:
  1. KHR. Syamsul Arifin (1908 – 1951)
  2. KHR. As’ad Syamsul Arifin (1951 – 1990)
  3. KHR. Fawaid As’ad (1990 – 2012)
  4. KHR. Ach. Azaim Ibrahimy (2012 – sekarang) 
2. PONDOK PESANTREN WALI SONGO SITUBONDO

  • Profil
Pondok Pesantren Wali Songo beralamat di Jl. Basuki Rahmat No. 7. Kec. Panji Situbondo. Didirikan oleh KH.Kholil As’ad pada tahun 1993. berdiri di atas lahan seluas 10 Ha. Dengan jumlah santri kurang lebih 5000 orang. Pendidikan di Pondok PP Walisongo meliputi formal Mi s/d Aliah disamping pendidikan non formal (Dinniyah s/d Ullah).
Pengasuh : KHR. Moh. Kholil Asad Syamsul Arifin (Ra Kholil)
Pendiri :  KHR. Moh. Kholil Asad Syamsul Arifin (Ra Kholil)
  • Pendidikan
Pondok Pesantren memiliki beberapa lembaga pendidikan formal dan informal, yaitu:

Pendidikan Formal : 
1.     MTSS Ibrahimy Walisongo  Lembaga Pendidikan menengah tingkat pertama di bawah naungan PPWS
2.     MAS Ibrahimy Walisongo  Lembaga Pendidikan menengah tingkat lanjut di bawah naungan PPWS
Pendidikan Informal:
1.     Madin
2.     Tahfidz Qur'an
  • Fasilitas
1.     Masjid
2.     Asrama santri
3.     Kantor
4.     Asrama pengasuh, 
5.     Dapur
6.     Gedung sekolah
7.     Lapangan
8.     Koperasi santri
9.     Perpustakaan
10. Laboratorium komputer
11. Laboratorium bahasa
12. Gudang
13. Kamar mandi/wc
14. Klinik kesehatan.
  • Ekstrakurikuler
1.     Kajian kitab-kitab kuning (kitab salaf)
2.     Pembinaan Tahfidz dan Tilawatil Al-Qur’an
3.     Latihan berpidato dalam tiga bahasa (Indonesia, Inggris dan Arab)
4.     berbahasa Arab dan Inggris sehari-hari
5.     Diskusi dan Penelitian Ilmiah
6.     Kepramukaan
7.     Pengembangan Olahraga
8.     Pengembangan Seni Drumband, Qashidah dan Hadrah
9.     Pengembangan Seni Beladiri
10. Tahfidhul Qur’an
11. Pengembangan jurnalistik dan publisistik
12. Pengembangan Exacta (Lab Skill), Ketrampilan Wirausaha 
  • Alamat
Jl. Basuki Rahmat No.07, Mimbaan, Panji, Kabupaten Situbondo, Jawa Timur 68323
Telepon: (0338) 670723


3. PONDOK PESANTREN SUMBER BUNGA SITUBONDO
  • Profil
Pondok Pesantren Sumber Bunga Seletreng berlokasi di daerah Kapongan kabupaten Situbondo yang didirikan oleh KH Ach. Sufyan Miftahul Arifin. Pondok Pesantren Sumber Bunga menganut aqidah Ahlussunnah wal Jamaahtanpa mengesampingkan perkembangan dan tuntutan jaman.
Pendiri : Hadratus Syekh KH Achmad Sufyan Miftahul Arifin 
Pengasuh : KH Zainuri bin KH Achmad Sufyan Miftahul Arifin 
  • Pendidikan
Adapun tingkat pendidikan yang terdapat di lingkungan Pondok Pesantren Sumber Bunga Seletreng Situbondo:

Pendidikan Formal :
1.     MTs Badrul Arifin
2.     MAS Badrul Arifin
Pendidikan Informal :
1.     TPQ
2.     Madrasah Diniyah 
Pendidikan Nonformal :
1.     Program tahfidz.
  • Fasilitas
1.     Masjid
2.     Asrama santri
3.     Kantor
4.     Asrama pengasuh, 
5.     Dapur
6.     Gedung sekolah
7.     Lapangan
8.     Koperasi santri
9.     Perpustakaan
10. Laboratorium komputer
11. Laboratorium bahasa
12. Gudang
13. Kamar mandi/wc
14. Klinik kesehatan.
  • Ekstrakurikuler
Pembinaan Tahfidz dan Tanfidz Al-Qur'an, marawis atau hadrah, Kajian kitab kuning, pidato, pramuka, komputer, bahasa asing, kaligrafi, silat, basket, voli, sepakbola, marching band, pengembangan jurnalistik dan publisistik, pengembangan Exacta (Lab Skill), Ketrampilan hidup/usaha.
  • Alamat
Seletreng, Kapongan, Kabupaten Situbondo, Jawa Timur 68362

Kota Situbondo

SITUBONDO KOTA SANTRI



Sejarah Kabupaten Situbondo

1. Asal Usul Nama Kabupaten Situbondo

Berdasarkan Legenda Pangeran Situbondo, nama Kabupaten Situbondo berasal dan narna Pangeran Situbondo atau Pangeran Aryo Gajah Situbondo, dimana sepengetahuan masyarakat Situbondo bahwa Pangeran Situbondo tidak pernah menampakkan diri, hal tersebut dikarenakan keberadaannya di Kabupaten Situbondo kemungkinan sudah dalam keadaan meninggal dunia akibat kekalahan pertarungannya dengan Joko Jumput, sehingga hanya ditandai dengan ditemukannya sebuah 'odheng' (ikat kepala) Pangeran Situbondo yang ditemukan di wilayah Kelurahan Patokan dan sekarang dijadikan Ibukota Kabupaten Situbondo.Sedangkan menurut pemeo yang berkembang di masyarakat, arti kata SITUBONDO berasal dan kata : SITI = tanah dan BONDO ikat, hal tersebut dikaitkan dengan suatu keyakinan bahwa orang pendatang akan diikat untuk menetap di tanah Situbondo, Kenyataan mendekati kebenaran karna banyak orang pendatang yang akhirnya menetap di Kabupaten Situbondo.

2. Legenda Pangeran Situbondo

Pangeran Situbondo atau Pangeran Aryo Gajah Situbondo berasal dari Madura, pada suatu ketika dia ingin meminang Putri Adipati Suroboyo yang terkenal cantik, maka datanglah Pangeran Situbondo ke Surabaya untuk melamar Putri Adipati Suroboyo, namun sayang keinginan Pangeran Situbondo sebenarnya ditolak oleh Adipati Suroboyo, akan tetapi penolakannya tidak secara terus-terang hanya diberi persyaratan untuk membabat hutan di sebelah Timur Surabaya, padahal persyaratan tersebut hanyalah suatu alasan yang maksudnya untuk mengulur-ulur waktu saja, sambil merencanakan siasat bagaimana caranya dapat menyingkirkan Pangeran Situbondo. Kesempatan Adipati Suroboyo menjalankan rencananya terbuka ketika keponakannya yang bernama Joko Taruno dan Kediri, karena rupanya Joko Taruno juga bermaksud menyunting putrinya, dan Adipati Suroboyo tidak keberatan namun dengan syarat Joko Taruno harus mengalahkan Pangeran Situbondo terlebih dahulu. Terdorong keinginannya untuk mempersunting sang putri, maka berangkatlah Joko Taruno ke hutan untuk menantang Pangeran Situbondo, namun sayang Joko Taruno kalah dalam pertarungan tetapi kekalahannya tidak sampai terbunuh, sehingga Joko Taruno masih sempat mengadakan sayembara bahwa "barang siapa bisa mengalahkan Pangeran Situbondo akan mendapatkan hadiah separuh kekayaannya". Mendengar sayembara tersebut datanglah Joko Jumput putra Mbok Rondo Prabankenco untuk mencoba, maka ditantanglah Pangeran Situbondo oleh Joko Jumput, dan ternyata dalam pertarungan tersebut dimenangkan Joko Jumput, sedangkan Pangeran Situbondo tertendang jauh ke arah Timur hingga sampai di daerah Kabupaten Situbondo ditandai dengan ditemukannya sebuah 'odheng' (ikat kepala) Pangeran Situbondo, yang tepatnya ditemukan di wilayah Kelurahan Patokan yang sekarang menjadi Ibukota Kabupaten Situbondo. Selanjutnya kembali ke Surabaya dimana di hadapan Adipati Suroboyo kemenangan Joko Jumput atas Pangeran Situbondo diakui oleh Joko Taruno sebagai kemenangannya, namun Adipati Suroboyo tidak begitu saja mempercayainya, maka untuk membuktikannya disuruhlah keduanya bertarung untuk menentukan siapa yang menjadi pemenang sesungguhnya. Akhirnya pada saat pertarungan terjadi Joko Taruno tertimpa kutukan menjadi patung "Joko Dolog" akibat kebohongannya.

3. Sejarah Kota Situbondo

Sejarah Kabupaten Situbondo tidak terlepas dari sejarah Karesidenan Besuki, sehingga kita perlu mengkaji terlebih dahulu sejarah Karesidenan Besuki. Yang membabat Karesidenan Besuki pertama kali adalah Ki Pateh Abs (± th 1700) selanjutnya dipasrahkan kepada Tumenggung Joyo Lelono. Karena pada saat itu juga Belanda sudah menguasai Pulau Jawa (± th 1743) terutama di daerah pesisir termasuk pula Karesidenan Besuki dan dengan segala tipu-dayanya, maka pada akhirnya Tumenggung Joyo Lebono tidak berdaya hingga Karesidenan Besuki dikuasai sepenuhnya oleh Belanda. Pada masanya (± th 1798) Pemerintahan Belanda pernah kekurangan keuangan untuk membiayai Pemerintahannya, sehingga Pulau Jawa pernah dikontrakkan kepada orang China, kemudian datanglah Raffles (± th 1811 - 1816) dan Inggris yang mengganti kekuasaan Belanda dan menebus Pulau Jawa, namun kekuasaan Inggris hanya bertahan beberapa tahun saja, selanjutnya Pulau Jawa di kuasai kembali oleh Belanda, dan diangkatlah Raden Noto Kusumo putra dan Pangeran Sumenep Madura yang bergelar Raden Tumenggung Prawirodiningrat I (± th 1820) sebagai Residen Pertama Karesidenan Besuki. Dalam masa Pemerintahan Kacten II banyak membantu Belanda dalam membangun Kabupaten Situbondo, antara-lain Pembangunan Dam Air Pintu Lima di Desa Kotakan Situbondo. Setelah Raden Prawirodiningrat I meninggal dunia sebagai penggantinya adalah kaden Prawirodiningrat II (± th 1830). Dalam masa Pemerintahan Raden Prawirodiningrat II banyak menghasilkan karya yang cukup menonjol antara-lain berdirinya Pabrik Gula di Kabupaten Situbondo, dimulai dan PG. Demas, PG. Wringinanom, PG. Panji, dan PG. Olean, maka atas jasanya tersebut Pemerintah Belanda memberikan hadiah berupa "Kalung Emas Bandul Singa". Perlu diketahui pula pada masa Pemerintahan Raden Prawirodiningrat II wilayahnya hingga Kabupaten Probolinggo, terbukti salah seorang putranya yang bernama Raden Suringrono menjadi Bupati Probolinggo. Setelah Raden Prawirodiningrat II meninggal-dunia sebagai penggantinya adalah Raden Prawirodiningrat III (± th 1840). Tetapi dalam masa Pemerintahan Raden Prawirodiningrat III perkembangan Karesidenan Besuki kalah maju dibanding Kabupaten Situbondo, mungkin karena di Kabupaten Situbondo mempunyai beberapa pelabuhan yang cukup menunjang perkembangannya, yaitu antara-lain : Pelabuhan Panarukan, Kalbut dan Jangkar, sehingga pada akhimya pusat pemerintahan berpindah ke Kabupaten Situbondo dengan Raden Tumenggung Aryo Soeryo Dipoetro diangkat sebagai Bupati Pertama Kabupaten Situbondo, dan wilayah Karesidenan Besuki dibagi menjadi 2 yaitu: Besuki termasuk Suboh ke arah Barat hingga Banyuglugur ikut wilayah Kábupaten Bondowoso dan Mlandingan ke arah Timur hingga Tapen ikut wilayah Kabupaten Situbondo, hal ini terbukti dan logat bicara orang Besuki yang mirip dengan logat Bondowoso dan logat bicara orang Prajekan mirip dengan logat Situbondo.

4. Perubahan Nama Kabupaten

Pada mulanya nama Kabupaten Situbondo adalah "Kabupaten Panarukan" dengan Ibukota Situbondo, sehingga dahulu pada masa Pemerintahan Belanda oleh Gubernur Jendral Daendels (± th 1808 - 1811) yang membangun jalan dengan kerja paksa sepanjang pantai utara Pulau Jawa dikenal dengan sebutan "Jalan Anyer - Panarukan" atau lebih dikenal lagi "Jalan Daendels", kemudian seiring waktu berjalan barulah pada masa Pemerintahan Bupati Achmad Tahir (± th 1972) diubah menjadi Kabupaten Situbondo dengan Ibukota Situbondo, berdasankan Peratunan Pemerintah RI Nomor. 28 / 1972 tentang Perubahan Nama dan Pemindahan Tempat Kedudukan Pemerintah Daerah. Perlu diketahui pula bahwa Kediaman Bupati Situbondo pada masa lalu belumlah berada di lingkungan Pendopo Kabupaten namun masih menempati rumah pribadinya, baru pada masa Pemerintahan Bupati Raden Aryo Poestoko Pranowo (± th 1900 - 1924), dia memperbaiki Pendopo Kabupaten sekaligus membangun Kediaman Bupati dan Paviliun Ajudan Bupati hingga sekarang ini, kemudian pada masa Pemerintahan Bupati Drs. H. Moh. Diaman, Pemerintah Kabupaten Situbondo memperbaiki kembali Pendopo Kabupaten (± th 2002).

Wisata Situbondo

Tempat Wisata di Situbondo

Kabupaten yang berada di wilayah Jawa Timur ini berlokasi di pesisir pantai utara Pulau Jawa dan memiliki potensi pariwisata yang indah. Kabupaten ini juga memanfaatkan wilayahnya sebagai ladang pertanian, perkebunan dan perikanan karena wilayah yang strategis dan menjanjikan. Situbondo juga mempunyai banyak gudang pariwisata yang tak kalah menarik dengan wisata-wisata di daerah lain di Jawa Timur. Berikut adalah daftar Destinasi Pariwisata di Situbondo yang wajib dan bisa anda kunjungi di Kabupaten Situbondo :

1. Taman Nasional Baluran


Objek wisata terpopuler di Situbondo ini menawarkan sensasi liburan yang seru di alam terbuka. Kamu bisa menyaksikan kehidupan berbagai jenis satwa liar seperti rusa, burung merak, banteng, dll di taman nasional ini. 
Selain itu, kamu juga bisa mengexplore keindahan wisata Gunung Baluran, padanag savana, hingga pantai yang akan membuat liburanmu semakin lengkap.
Lokasi: Desa Sumberwaru, Kecamatan Banyu Putih, Kabupaten Situbondo, Jawa Timur.

2. Savana Bekol


Destinasi wisata ini berada di kawasan Taman Nasional Baluran. Di tempat ini kamu akan disuguhi dengan panorama alam yang luar biasa menakjubkan. Sebuah padang savana yang sangat luas dengan backgorund gunung dan pepohonan rindang, menghadirkan nuansa alami yang begitu kental. Luas padang savana ini sekitar 300 hektare dan menjadi padang savana terluas di Jawa.
Padang savana akan terlihat menghijau di musim hujan membuat keindahan Savana Bekol semakin menyejukkan. Di musim kemarau pun kawasan savana ini tetap memikat dengan pemandangannya yang eksotik bak di Afrika.
Lokasi: Taman Nasional Baluran, Kecamatan Banyu Putih, Situbondo, Jawa Timur.
Read more https://nyero.id/tempat-wisata-di-situbondo-terbaru/

3. Pantai Pasir Putih


Pantai berpasir putih ini merupakan salah satu tempat wisata favorit di Situbondo yang tidak pernah sepi pengunjung. Tidak jauh dari bibir pantai terdapat hutan hijau yang rindang, membuat suasana pantai semakin asri dan sejuk.
Ombaknya yang tidak terlalu besar memungkinkan wisatawan untuk berenang dan melakukan aktivitas lainnya yang menyenangkan. Seperti naik perahu wisata, menyewa perahu layar, snorkeling dan pastinya foto-foto.
Selain menjelajahi pantai dengan segala keindahannya, kamu juga bisa berwisata kuliner dengan aneka menu yang menggugah selera.
Lokasi: Desa Pasir Putih, Kecamatan Bungatan, Kabupaten Situbondo, Jawa Timur.
Read more https://nyero.id/tempat-wisata-di-situbondo-terbaru/

4. Pantai Bama


Tempat terbaik untuk menikmati momen sunrise di Tamana Nasional Baluran. Pantai yang view hutan mangrove ini menghadirkan pesona yang luar biasa. Selain menyajikan keindahan alam pantai yang begitu eksotis, keindahan alam bawah laut di Pantai Bama juga tak kalah menawan. Kamu bisa mengexplore keindahan pantai ini dan berburu spot foto cantik sebagai latarnya.
Lokasi: Desa Wonorejo, Kecamatan Banyu Putih, Kabupaten Situbondo, Jawa Timur.
Read more https://nyero.id/tempat-wisata-di-situbondo-terbaru/

5. Plaza Rengganis Argopuro


Berada di lereng Gunung Argopuro destinasi wisata baru di Situbondo ini menyajikan pesona alam yang begitu luar biasa. Akses jalan yang cukup menantang membuat liburanmu semakin tak terlupakan. Pastikan kendaraanmu dalam keadaan fit sebelum memulai perjalanan.
Udara sejuk khas pegunungan akan menyambut kedatanganmu, membuat suasana hati semakin adem. Dari spot wisata ini kamu bisa menyaksikan keindahan alam pegunungan yang menyejukkan bak negeri di awan. Suasana semakin syahdu ketika kabut menyapa, membuat hatimu semakin damai dan enggan pulang.
Lokasi: Desa Baderan, Kecamatan Sum Dermalang, Kabuaten Situbondo, Jawa Timur.
Read more https://nyero.id/tempat-wisata-di-situbondo-terbaru/

6. Kampung Blekok


Sesuai dengan namanya, destinasi wisata ini merupakan tempat bersarangnya ribuan burung blekok mencari makan sehingga sangat menarik untuk wisata alam dan edukasi. Selain konservasi burung blekok, di kampung wisata ini juga terdapat hutan mangrove di sepanjang bibir pantai yang indah dipandang. Beberapa spot foto kekinian di tempat ini juga menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan.
Lokasi: Desa Klatakan, Kecamatan Kendit, Kabupaten Situbondo, Jawa Timur.
Read more https://nyero.id/tempat-wisata-di-situbondo-terbaru/

7. Kampung Kerapu


Di tempat wisata ini kamu bisa menikmati pemandangan pantai yang begitu indah dengan keramba apung kerapu di tengah laut. Di pantai ini kamu bisa sejenak bersantai dan melepas penat.
Dermaga dengan bentuk melingkar terlihat sangat menarik, kamu bisa menjelajahinya sambil menikmati suasana. Menikmati senja dengan nuansa yang lebih syahdu diantara lampion-lampion kecil dan deburan ombak.
Kampung wisata ini juga dilengkapi dengan beberapa fasilitas seperti jalur pedestrian sepanjang 30 meter buat pengunjung yang ingin berkeliling lokasi wisata, paket memancing ikan di keramba, gazebo, free WiFi dll.
Lokasi: Dusun Gundil, Desa Klatakan, Kecamatan Kendit, Kabupaten Situbondo, Jawa Timur.
Read more https://nyero.id/tempat-wisata-di-situbondo-terbaru/

8. Waduk Bajul Mati


Berada di perbatasan antara Banyuwangi dan Situbondo, Bajul Mati merupakan salah satu tempat wisata yang wajib kamu kunjungi. Yang menjadi daya tarik adalah sebuah gundukan tanah yang menyerupai kepulauan raja ampat. Cari spot foto yang pas maka foto kamu tidak akan beda jauh dengan raja ampat yang asli di Papua sana. Fasilitasnya pun lengkap, ajak keluarga dan sahabat untuk menemani kamu kesini ya.

9. Monumen 1000 km Anyer Panarukan


Monumen 1000 km Anyer Panarukan dibuat untuk mengenang pembangunan jalan sepanjang 1000 km dari Anyer sampai Panarukan pada tahun 1807-1810. Untuk mengenang jasa yang membuat jalan tersebut maka monumen ini pun dibuat di Desa Wringin Anom, Kecamatan Panarukan, Situbondo. Jika sedang melewati jalan pantura, kamu dapat menyempatkan untuk berhenti dan mengambil foto, tidak ada biaya yang harus kamu bayar, kamu dapat mengambil foto sesukamu.

10. Pantai Pathek


Selain pantai Pasir Putih, Situbondo masih memiliki banyak pantai lain yang tidak kalah menarik, salah satunya adalah Pantai Pathek. Pantai ini berjarak 5 km dari Kota Situbondo, maka tidak jarang banyak keluarga yang menghabiskan akhir pekan mereka di pantai ini. Selain lebih dekat, sarana dan fasilitasnya tidak berbeda jauh dengan tempat wisata yang lainnya. Jika kamu berada di Situbondo, sempatkan untuk berkunjung ke Pantai Pathek.